Jumat, 18 Januari 2013

Harapan Adam Smith Dalam Kapitalisme

Adam Smith seorang tokoh yang berpengaruh didunia ekonomi. Pencipta karya besar dalam bidang ekonomi ini menjadi bagian terpenting sejarah kapitalisme dunia. Karya besarnya An Inqury into the Nature and Cause of the Wealth of Nation” atau lebih dikenal dengan “The Wealth of Nations” mampu membuka perubahan bagi kegelapan ekonomi eropa masa itu. Adam Smith tampil sebagai filsuf di era Pencerahan Skotlandia mampu memberikan sumbangan dan dasar ekonomi klasik sampai saat ini.

Bagi pencinta ilmu ekonomi mungkin sudah tidak asing lagi dengan Adam Smith. Istilah “Invisible Hand” atau tangan tak terlihatnya menjadi bagian yang tidak bisa lepas dari pemikiran seorang Adam Smith. Pencetus kebebasan ini searang pemikir besar yang karyanya sangat – sangat dikenang dan dikenal diseluruh dunia.

Adam Smith mungkin dikenal sebagai tokoh kapitalisme yang sangat mengagungkan perdangangan bebas, kebebasan individu dalam berusaha, berserikat dan berpendapat atau Adam Smith mengistilahkan dengan kebebasan alamiah. Namun, yang menjadi masalah bagaimana konsep ekonomi klasik Smith sebenarnya dan aplikasi sebenarnya.

Ada 4 (empat ) esensi model ekonomi klasik yang dikembangka oleh seorang Adam Smith , dan didukung oleh murid – muridnya dari generasi kegenerasi, yakni :
a. Penghematan, kerja keras, kepentingan diri yang baik, dan kedermawanan terhadap orang lain adalah kebajikan dan karena itu harus didukung.
b. Pemerintah harus membatasi kegiatannya pada pengaruran keadilan, memperkat hak milik privat, dan mempertahankan negara dari serangan asing.
c. Di bidang ekonomi, negara harus mengadopsi kebijakan Laissez faire nonintervensi ( perdagangan bebas, pajak rendah, birokrasi minimal, dan sebagainya).
d. Standar klasik emas / perak akan mencegah negara mendepresiasi mata uang dan akan menghasilkan lingkungan moneter yang stabil dimana ekonomi bisa berkembang.

Pada poin a terlihat jelas seorang Adam Smith sangat menonjolkan kebajikan individu dalam konsep pemikiran kebebasannya. Sebebas – bebasnya manusia tetap harus memikirkan tindakanya apakah berpengaruh baik ataukah tidak bagi kehidupan orang lain. Adam Smith seorang yang sederhana dan dimasa kehidupannyapun kedermawanannya tetap terjaga. Dia menyumbangkan pendapatanya tanpa diketahui orang lain.

Pemerintah harus membatasi kegiatannya dalam pengaturan keadilan. Mengapa seoarang Adam Smith tidak begitu percaya dengan yang namanya keadilan yang diciptakan pemerintah bahkan dalam ”The Wealth of Nations”
Adam Smith menulis :
Tidak ada seni yang bisa dipelajari dengan cepat oleh pemerintahan, kecuali seni menguras duit dari kantong penduduk ( halaman 813)

Karena itu, raja dan para menteri telah melakukan kelancangan dan kekurangajaran luar biasa ketika mereke berpura – pura mengawasi perekonomian orang – orang swasta, dan membatasi pengeluaran mereka, entah itu dengan undang – undang tentang barang mewah, atau dengan melarang impor barang – barang mewah luar negeri, Mereka sendiri (para raja /penguasa dan menteri) tanpa kecuali adalah orang – orang yang paling boros didalam masyarakat. Jika mereka mau mengurus pengeluaran mereka, mereka bisa mempercayakan kepada orang – orang swasta. Seandainya gaya hidup mewah tidak menghancurkan negara, tentu rakyatnya juga tidak akan pernah hancur. ( halaman 329)

Jelas Adam Smith begitu yakin pemerintah hanya segolongan orang yang mencari keuntungan dan mementingkan golongan yang menguntungkan mereka. Bagi Smith pemerintah harus meminimalisir campur tangannya karena ini akan menghambat kemajuan individu itu sendiri tentu dengan secara bertanggungjawab.

Adam Smith sangat mendukung perdagangan bebas karena akan meningkatkan kemakmuran dan persainga sehat sesuai yang dimiliki, pajak rendah karena pajak tinggi rawan diselewengkan, birokrasi minimal dengan perijinan yang tidak berbelit – belit, dan dipoin terakhir Smith sangat menekankan kestabilan ekonomi agar perekonomian berkembang dengan sehat.

Sisi Baik Kapitalisme di Pikiran Smith

Smith adalah pemikir yang optimis akan kemajuan dunia. Dia mendambakan kemakmuran Universal dimana dia lebih tertarik meningkatkan kemakmuran dibandingkan membagi – bagikan kemakmuran itu sendiri. Fokus utama Smith “peningkatan” individu melalui “kesederhanaan dan perilaku yang baik”. Ini mungkin kontradiksi dengan hukum kebebasan itu sendiri tapi itulah yang ada dibenak dan pikiran Smith.

Kapitalisme saat ini mungkin jauh dari harapan seoarang Smith. Negara yang ingin menganut paham Smith harus benar – benar mengkaji apa yang ingin dicapai oleh karya besar Smith bagi sebuah bangsa. Sehingga kebebasan bukan sebuah kebebasan yang kebablasan seperti saat ini terjadi tapi benar – benar kebebasan yang teratur, saling menghormati antar individu dengan persaingan sehat, adil dan sesuai aturan yang berlaku.

Kapitalisme pada dasarnya berpikiran tentang kemakmuran tapi mungkin penerepan yang salah membuat sistem kapitalisme yang dibawa Smith menjadi tidak sesuai harapan. Smith mengharapkan kemakmuran universal tapi nyatanya merkantilsme gaya baru dalam slogan kapitalime lah yang terjadi. Kapitalisme saat ini buka memberikan kemakmuran tapi membuat masyarakat yang diperdaya oleh sistem yang salah implementasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar